Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demo Berdarah di Sudan, 40 Jasad Ditemukan dari Dalam Sungai Nil

image-gnews
Ketua Dewan Transisi Militer Sudan Letnan Jenderal  Abdel Fattah al-Burhan. [ARAB NEWS]
Ketua Dewan Transisi Militer Sudan Letnan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan. [ARAB NEWS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas dalam demonstrasi memprotes pemerintahan militer di Sudan bertambah menjadi 100 orang, setelah 40 jasad ditemukan dari dalam sungai Nil.

Komite Dokter Sudan melaporkan tentang penemuan 40 jasad dari dalam sungai Nil. Mengutip laporan Al Jazeera, 6 Juni 2019, organisasi milisi yang disebut Pasukan Dukungan Cepat diduga membuang jasad-jasad itu ke sungai Nil.

Baca juga: Tolak Penguasa Militer, Aksi Protes di Sudan Menewaskan 35 Orang

Komite Dokter Sudan menjelaskan di Facebook bahwa Pasukan Dukungan Cepat sebelumnya membawa jasad-jasad itu ke tempat yang tidak diketahui.

Pengunjuk rasa membakar ban saat melakukan aksi protes menuntut Dewan Militer menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil, di Khartoum, Sudan 3 Juni 2019. Setidaknya 35 orang tewas di Sudan setelah pasukan keamanan menyerbu tempat protes duduk (sit-in protest) di ibu kota Khartoum. REUTERS/Stringer

Menurut laporan CNN, sejumlah saksi mengatakan kepada polisi bahwa kelompok milisi itu menembaki pendemo pada hari Senin lalu. Beberapa video menayangkan pasukan keamanan memukuli orang-orang dengan tongkat.

Baca juga: Jenderal Pengkudeta Presiden Sudan Mundur Sehari Setelah Memimpin

Ketua dewan militer yang berkuasa di Sudan, Letnan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan memerintahkan penyelidikan atas orang-orang yang tewas dalam demonstrasi itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Demonstran menuntut Dewan Transisi Militer yang menjalankan pemerintahan setelah mengkudeta presiden Omar al-Bashir pada April lalu memberi jalan bagi pemerintahan sipil yang dipimpin lembaga pemerintahan interim.

Setelah kudeta, Dewan Transisi Militer dan kelompok oposisi sepakat membentuk pemerintahan transisi demokrasi. Namun, al-Burhan pada hari Selasa, mengatakan pemilu sebagai satu-satunya cara untuk membentuk pemerintahan Sudan.

Baca juga: Revolusi Sudan, Arab Saudi Dukung Dewan Militer Transisi

Al-Burhan juga memohon maaf kepada rakyat Sudan dan mengatakan semua yang terlibat dalam kekacauan dalam aksi protes akan dituntut pertanggungjawaban hukum.

Al-Burhan juga mengajak rakyat Sudah untuk menutup lembaran lama dan membuka kembali lembaran baru untuk meraih Sudah yang lebih baik di masa depan.

Jenderal ini juga mengatakan Dewan Transisi Militer akan bersedia bernegosiasi dengan kelompok-kelompok oposisi Sudan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

5 hari lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

5 hari lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

6 hari lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.


10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

8 hari lalu

Warga Afghanistan berkumpul untuk naik bus saat mereka bersiap untuk kembali ke rumah, setelah Pakistan memberikan peringatan terakhir kepada migran tidak berdokumen untuk pergi, di halte bus di Karachi, Pakistan 29 Oktober 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?


Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

9 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

Badan layanan darurat Palestina telah menemukan 210 jasad di kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Kota Khan Younis, Gaza selatan


Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

10 hari lalu

Warga Palestina menunggu untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil


800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

11 hari lalu

Seorang wanita dan bayi di kamp pengungsi Zamzam, dekat El Fasher di Darfur Utara, Sudan. MSF/Mohamed Zakaria/Handout melalui REUTERS
800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

PBB telah memperingatkan bahaya yang akan menimpa setidaknya 800.000 warga Sudan ketika pertempuran semakin intensif dan meluas di Darfur.


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

11 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

12 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

12 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.